Selamat Harkopnas ke-78 Tahun 2025: Koperasi Maju, Indonesia Adil dan Makmur
Meta Deskripsi: Artikel deskriptif memperingati Hari Koperasi Nasional ke-78 tahun 2025, mengulas sejarah koperasi, tantangan modern, serta harapan Kepala Desa Dabulon, Anuar Sadat, untuk koperasi desa sebagai penggerak Indonesia yang adil dan makmur.
Setiap tanggal 12 Juli, bangsa Indonesia memperingati Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) sebagai bentuk penghormatan terhadap gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan semangat gotong royong dan keadilan sosial. Di tahun 2025 ini, peringatan Harkopnas memasuki usia ke-78 dengan mengusung tema besar “Koperasi Maju, Indonesia Adil Makmur”.
Tema ini bukan hanya menjadi simbol, namun sebuah panggilan untuk kembali meneguhkan peran koperasi sebagai fondasi ekonomi kerakyatan yang sejati. Dalam momentum ini, Pemerintah Desa Dabulon turut menyampaikan apresiasi dan semangat melalui ucapan resmi dari Kepala Desa Dabulon, Anuar Sadat, yang menyatakan:
“Selamat Harkopnas ke-78 Tahun 2025. Semoga tema ‘Koperasi Maju, Indonesia Adil Makmur’ menjadi kompas gerak kita bersama: koperasi yang kuat di desa-desa, mampu menyejahterakan anggota, dan membangun keadilan ekonomi dari akar rumput.”
Ucapan tersebut menggambarkan bahwa spirit koperasi hidup dan bertumbuh di desa sebagai ujung tombak pembangunan nasional yang adil dan berkelanjutan.
Gerakan koperasi di Indonesia memiliki akar historis yang panjang. Sejak akhir abad ke-19, tepatnya pada tahun 1886, Raden Aria Wiria Atmadja, seorang patih di Purwokerto, mendirikan lembaga simpan pinjam berbasis gotong royong untuk menolong rakyat dari jerat rentenir. Inilah cikal bakal koperasi di Nusantara.
Gerakan ini terus berkembang hingga Kongres Koperasi pertama pada 12 Juli 1947 di Tasikmalaya, yang menjadi tonggak lahirnya Hari Koperasi Nasional. Kongres ini juga membentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia) yang kemudian berkembang menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN), sebagai organisasi tunggal gerakan koperasi Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, hingga tahun 2024 tercatat lebih dari 131.000 koperasi aktif dengan hampir 30 juta anggota. Namun, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih berada di kisaran 1%. Hal ini menunjukkan masih besarnya ruang untuk penguatan peran koperasi.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi bersama Wamenkop Ferry Joko Juliantono, dalam peringatan Harkopnas 2025, mengajak semua pihak untuk menjadikan koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional yang modern dan relevan dengan kebutuhan zaman. Salah satunya melalui pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di lebih dari 80 ribu desa, sebagai ujung tombak pembangunan ekonomi lokal yang inklusif dan partisipatif.
Koperasi bukan hanya entitas bisnis, melainkan wadah pendidikan sosial, keadilan ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas. Prinsip dasar koperasi — "dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota" — menjadikan koperasi sebagai satu-satunya bentuk usaha yang menempatkan manusia, bukan modal, sebagai pusat pembangunan.
Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, pernah mengatakan:
“Selama hidupnya, rakyat Indonesia tidak akan selamat jika tidak mendirikan koperasi.”
Pesan tersebut semakin relevan hari ini. Ketika kesenjangan ekonomi membesar dan modal besar menguasai pasar, koperasi hadir sebagai solusi untuk menciptakan pemerataan dan keadilan.
Pemerintah Desa Dabulon memandang koperasi sebagai pilar penting dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa. Berbagai potensi lokal seperti hasil pertanian, peternakan, dan usaha mikro dapat dimaksimalkan melalui sistem koperasi yang sehat dan profesional.
Kepala Desa Dabulon, Anuar Sadat, menambahkan:
“Kami berharap koperasi di desa dapat bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi lokal yang adaptif terhadap digitalisasi, memiliki tata kelola yang transparan, dan mampu menjawab kebutuhan riil masyarakat.”
Melalui dukungan dari pemerintah, pendampingan, pelatihan, serta akses permodalan yang memadai, koperasi desa bisa menjadi motor utama penggerak pembangunan yang adil dan berkelanjutan.
Memasuki usia ke-78 tahun, koperasi Indonesia berada di titik refleksi dan lompatan. Refleksi bahwa perjalanan panjang koperasi telah membentuk fondasi ekonomi kerakyatan; dan lompatan bahwa koperasi kini harus naik kelas, menjadi solusi strategis di tengah tantangan zaman.
Harkopnas 2025 adalah panggilan moral untuk semua — dari pemerintah pusat hingga pemerintah desa, dari pelaku koperasi hingga generasi muda — bahwa kesejahteraan bersama hanya bisa dicapai jika kita membangun ekonomi bersama.
Sebagaimana disampaikan oleh Pemerintah Desa Dabulon, semoga koperasi terus maju, tumbuh di desa-desa, dan menjadi penopang Indonesia yang adil dan makmur.
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...