TIPOLOGI DESA
18 Tipologi Desa Berdasarkan SDGs Desa

Lampiran File
18 Tipologi Desa Berdasarkan SDGs Desa
Latar Belakang
Sustainable Development Goals (SDGs) Desa merupakan upaya untuk mengadaptasi tujuan pembangunan berkelanjutan global ke tingkat desa. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional. Dengan konsep "Desa Membangun Indonesia," SDGs Desa bertujuan mempercepat pencapaian pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam implementasinya, desa-desa diklasifikasikan ke dalam 18 tipologi untuk mengoptimalkan intervensi kebijakan berdasarkan kondisi dan kebutuhan masing-masing desa.
Maksud dan Tujuan Tipologi Desa Berdasarkan SDGs Desa
Penetapan 18 tipologi desa bertujuan untuk:
- Mengelompokkan desa sesuai karakteristiknya, sehingga kebijakan pembangunan dapat lebih efektif dan tepat sasaran.
- Memperkuat perencanaan dan penganggaran desa yang berorientasi pada hasil sesuai dengan kebutuhan lokal.
- Meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya desa dengan memprioritaskan program pembangunan sesuai potensi dan tantangan yang ada.
- Mendorong partisipasi masyarakat dalam mewujudkan desa yang mandiri dan berdaya saing.
Fungsi Tipologi Desa
- Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes).
- Sebagai instrumen evaluasi dan monitoring kinerja pembangunan desa berbasis SDGs Desa.
- Sebagai panduan dalam pengalokasian Dana Desa, khususnya untuk program prioritas yang sesuai dengan tipologi desa.
- Sebagai dasar untuk membangun kolaborasi antar-desa, terutama desa-desa dengan tipologi serupa untuk berbagi pengalaman dan solusi inovatif.
Manfaat Penerapan Tipologi Desa
- Pembangunan yang lebih terarah: Setiap desa dapat merencanakan program pembangunan sesuai karakteristik dan kebutuhannya.
- Optimalisasi penggunaan dana: Dana Desa dapat digunakan secara lebih efisien dan efektif untuk program prioritas.
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat: Program pembangunan lebih berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.
- Sinergi antar pemangku kepentingan: Meningkatkan kerja sama antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak eksternal.
18 Tipologi Desa Berdasarkan SDGs Desa dan Ciri-Cirinya
1. Desa Tanpa Kemiskinan (SDGs 1)
Desa ini berfokus pada pengentasan kemiskinan dengan berbagai program pemberdayaan ekonomi. Bantuan sosial, pelatihan keterampilan, dan akses modal usaha menjadi prioritas agar masyarakat dapat mandiri secara finansial. Fokus pada pengentasan kemiskinan. Ciri: Tingkat kemiskinan tinggi, memprioritaskan bantuan sosial dan program pemberdayaan ekonomi.
2. Desa Tanpa Kelaparan (SDGs 2)
Desa ini menitikberatkan pada ketahanan pangan. Masyarakat mengelola lahan pertanian dan peternakan secara produktif. Program diversifikasi pangan lokal dan dukungan irigasi menjadi bagian penting dalam menjaga ketersediaan pangan. Fokus pada ketahanan pangan. Ciri: Mengutamakan pertanian, peternakan, dan ketersediaan pangan lokal.
3. Desa Sehat dan Sejahtera (SDGs 3)
Desa ini memastikan akses layanan kesehatan yang merata. Pembangunan puskesmas, posyandu aktif, serta kampanye hidup sehat menjadi kunci terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif. Fokus pada kesehatan masyarakat. Ciri: Tersedianya fasilitas kesehatan dan program kesehatan masyarakat yang aktif.
4. Desa Pendidikan Berkualitas (SDGs 4)
Fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dengan membangun fasilitas sekolah yang layak. Program beasiswa dan pelatihan guru juga ditingkatkan untuk memastikan akses pendidikan bagi semua anak desa. Fokus pada pendidikan. Ciri: Memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dan akses pendidikan bagi semua.
5. Desa Gender Setara (SDGs 5)
Desa ini mendorong kesetaraan gender dengan memberikan peluang yang sama bagi perempuan dalam pemerintahan desa, ekonomi, dan sosial. Program pemberdayaan perempuan dan perlindungan hak-hak perempuan menjadi prioritas. Fokus pada kesetaraan gender. Ciri: Partisipasi perempuan dalam pemerintahan desa dan kegiatan ekonomi.
6. Desa Air Bersih dan Sanitasi Layak (SDGs 6)
Desa ini berfokus pada penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak. Program pembangunan sumur bor, pengelolaan limbah, dan edukasi sanitasi menjadi langkah strategis untuk menciptakan lingkungan sehat. Fokus pada akses air bersih dan sanitasi. Ciri: Memiliki infrastruktur air bersih dan sanitasi yang memadai.
7. Desa Energi Bersih dan Terjangkau (SDGs 7)
Desa ini memanfaatkan energi terbarukan seperti panel surya dan biogas. Masyarakat diajak untuk menggunakan energi ramah lingkungan yang efisien dan terjangkau. Fokus pada energi terbarukan. Ciri: Menggunakan sumber energi ramah lingkungan
8. Desa Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDGs 8)
Desa ini menciptakan lapangan kerja melalui UMKM, koperasi, dan program pelatihan keterampilan. Masyarakat diberdayakan untuk mengembangkan potensi lokal seperti kerajinan dan agrowisata. Fokus pada ekonomi dan pekerjaan. Ciri: Memiliki kegiatan ekonomi produktif dan kesempatan kerja.
9. Desa Inovasi dan Infrastruktur (SDGs 9)
Desa ini memiliki akses teknologi dan infrastruktur yang memadai, seperti jalan yang baik dan jaringan internet. Inovasi teknologi diterapkan untuk mendukung pertanian dan usaha kecil. Fokus pada infrastruktur dan inovasi. Ciri: Tersedianya akses teknologi dan infrastruktur yang baik.
10. Desa Tanpa Kesenjangan (SDGs 10)
Desa ini mengedepankan inklusivitas dengan memastikan setiap warga, termasuk kelompok rentan, mendapatkan akses layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan tanpa diskriminasi. Fokus pada pengurangan kesenjangan. Ciri: Kebijakan inklusif untuk semua kelompok masyarakat.
11. Desa Kawasan Permukiman Layak (SDGs 11)
Fokus desa ini adalah penataan permukiman yang layak dengan fasilitas umum seperti jalan, listrik, dan sarana air bersih yang memadai, menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman. Fokus pada permukiman dan tata ruang. Ciri: Memiliki perencanaan tata ruang yang baik dan fasilitas umum yang layak.
12. Desa Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab (SDGs 12)
Desa ini menerapkan pengelolaan sampah dan sumber daya alam yang berkelanjutan. Program daur ulang dan edukasi konsumsi bijak menjadi bagian penting untuk menjaga lingkungan. Fokus pada pengelolaan sumber daya. Ciri: Mengelola limbah dan memanfaatkan sumber daya secara efisien.
13. Desa Tanggap Perubahan Iklim (SDGs 13)
Desa ini berfokus pada mitigasi bencana dan adaptasi iklim. Program penghijauan, pengelolaan air hujan, dan sistem peringatan dini bencana menjadi langkah strategis untuk melindungi desa dari dampak perubahan iklim. Fokus pada mitigasi dan adaptasi iklim. Ciri: Memiliki program penghijauan dan pengelolaan bencana.
14.Desa Peduli Ekosistem Darat (SDGs 14)
Desa ini menjaga kelestarian hutan dan lahan kritis. Program reboisasi dan konservasi keanekaragaman hayati dilakukan untuk memastikan ekosistem tetap terjaga. Ciri: Melindungi hutan, keanekaragaman hayati, dan lahan kritis.
15.Desa Kedamaian dan Keadilan (SDGs 15)
Desa ini mendorong kedamaian dan keadilan dengan memperkuat lembaga adat dan forum musyawarah. Sistem mediasi lokal diaktifkan untuk menyelesaikan sengketa dengan cara damai. Ciri: Adanya lembaga penyelesaian sengketa dan penguatan hukum desa
16. Kemitraan untuk Pembangunan Desa (SDGs 16)
Desa ini membangun kemitraan dengan berbagai pihak seperti swasta, lembaga pendidikan, dan pemerintah untuk mendukung program pembangunan. Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan desa dalam mencapai tujuan. Ciri: Menjalin kerja sama dengan pihak eksternal, seperti lembaga swasta dan pemerintah.
17. Desa Ramah Perempuan dan Anak ( SDGs 17 )
Desa ini menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perempuan serta anak-anak. Program perlindungan dan pemberdayaan perempuan, serta fasilitas ramah anak, menjadi prioritas utama. Ciri: Program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang aktif.
18. Desa Berbudaya dan Kearifan Lokal ( SDGs 18 )
Desa ini melestarikan budaya lokal dengan mengembangkan seni, tradisi, dan kearifan lokal. Festival budaya dan pelatihan seni menjadi media untuk memperkuat identitas desa. Ciri: Mengembangkan kegiatan seni dan budaya serta menjaga tradisi lokal.
Kesimpulan:
Tipologi desa berdasarkan SDGs Desa bukan sekadar klasifikasi, melainkan panduan strategis untuk mengarahkan pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Dengan memahami tipologi ini, pemerintah dan masyarakat dapat merancang program yang lebih efektif dan berdaya guna, mendukung tercapainya desa yang mandiri dan berkelanjutan.
Klasifikasi desa berdasarkan tipologi SDGs Desa Merupakan langkah strategis untuk memastikan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan memahami karakteristik masing-masing desa, pemerintah dan masyarakat dapat lebih efektif dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pembangunan. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Maju yang berakar dari penguatan desa sebagai fondasi pembangunan nasional.
Edy s
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...