Desa Tangguh Bencana ( Destana ) ; Pilar Kesiapsiagaan Masyarakat dari Ancaman Bencana
Desa Tangguh Bencana (Destana): Pilar Kesiapsiagaan Masyarakat dari Ancaman Bencana
Meta Deskripsi: Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah upaya penguatan kapasitas masyarakat desa dalam menghadapi potensi bencana. Artikel ini mengulas latar belakang, konsep, tujuan, komponen utama, dan contoh nyata implementasi Destana dalam rangka mewujudkan desa yang siaga, mandiri, dan tangguh terhadap risiko bencana.
Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara rawan bencana. Terletak di kawasan "Cincin Api Pasifik", negeri ini rentan terhadap gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, banjir, longsor, hingga kebakaran hutan dan lahan. Sebagian besar wilayah yang terdampak merupakan kawasan pedesaan, tempat tinggal mayoritas penduduk Indonesia.
Ketika bencana datang, masyarakat desa sering kali menjadi pihak pertama yang terdampak sekaligus harus bertindak sebagai penolong awal. Sayangnya, keterbatasan sumber daya dan minimnya pengetahuan kebencanaan kerap membuat desa sulit bertahan dan pulih secara cepat. Karena itulah, lahirlah program Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai jawaban atas kebutuhan desa dalam membangun ketangguhan dari akar rumput.
Apa Itu Destana?
Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk:
- Mengenali ancaman bencana di wilayahnya,
- Mengorganisasikan sumber daya masyarakat secara aktif,
- Mengurangi risiko bencana,
- Siaga dalam menghadapi bencana,
- Mampu melakukan pemulihan pascabencana secara cepat dan efektif.
Konsep Destana dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dijalankan bersama pemerintah daerah, dinas teknis, serta lembaga masyarakat sipil.
Tujuan dan Fungsi Destana
Tujuan:
- Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat desa terhadap potensi bencana.
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB).
- Meminimalkan korban jiwa dan kerugian harta benda akibat bencana.
- Membentuk sistem peringatan dini dan jalur evakuasi di tingkat desa.
- Membangun jejaring kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.
Fungsi:
- Edukasi dan pelatihan kebencanaan di tingkat desa.
- Pembentukan forum relawan kebencanaan.
- Penyusunan Rencana Kontinjensi dan Rencana Aksi Desa.
- Simulasi penanganan bencana secara berkala.
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk sistem peringatan dini.
Komponen Utama Destana
- Pemetaan Risiko Bencana; Setiap desa melakukan identifikasi jenis bencana yang berpotensi terjadi, daerah rawan, serta jumlah warga yang terpapar risiko.
- Pemberdayaan Masyarakat; Warga dilatih dalam penanganan bencana, pertolongan pertama, manajemen pengungsian, dan pembuatan logistik mandiri.
- Kelembagaan Tangguh Bencana; Dibentuk Tim Siaga Bencana Desa atau Kelompok Masyarakat Siaga Bencana (KSB) yang berfungsi sebagai garda terdepan tanggap darurat.
- Infrastruktur Pendukung; Termasuk lumbung pangan, posko darurat, alat komunikasi, sistem peringatan dini, dan jalur evakuasi yang dipetakan.
- Rencana Aksi dan Simulasi; Desa menyusun rencana aksi tahunan dan mengadakan simulasi bencana untuk memastikan kesiapan semua pihak.
Contoh Implementasi Nyata Destana
Salah satu contoh sukses implementasi Destana dapat dilihat di Desa Glagaharjo, Sleman, Yogyakarta, yang berada di lereng Gunung Merapi. Setelah mengalami erupsi dahsyat pada 2010, desa ini membentuk Tim Siaga Bencana yang dilatih secara intensif. Mereka memiliki jalur evakuasi, sistem peringatan berbasis radio komunitas, hingga kerja sama dengan TNI dan relawan luar desa. Saat erupsi terjadi kembali, masyarakat dapat melakukan evakuasi secara cepat dan tertib, menyelamatkan banyak nyawa.
Tantangan dan Harapan
Walau banyak desa telah ditetapkan sebagai Destana, tantangan masih hadir. Minimnya anggaran, kurangnya fasilitator berpengalaman, serta pergantian kepemimpinan desa dapat memengaruhi keberlanjutan program. Dibutuhkan dukungan regulasi yang kuat, sinergi lintas sektor, serta pendampingan jangka panjang agar program Destana tidak hanya berjalan di atas kertas, melainkan benar-benar tertanam dalam budaya masyarakat.
Penutup
Desa Tangguh Bencana bukanlah sekadar program, melainkan cerminan dari semangat gotong royong dan kemandirian masyarakat desa dalam menghadapi tantangan zaman. Di tengah meningkatnya ancaman bencana akibat perubahan iklim dan degradasi lingkungan, Destana menjadi jawaban strategis untuk membangun desa yang tidak hanya pulih dari bencana, tetapi juga bangkit lebih kuat. Karena sejatinya, desa yang tangguh adalah fondasi bagi negara yang tangguh pula.
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...