Musim Pancaroba di Desa Dabulon
Meta Deskripsi: Desa Dabulon memasuki masa pancaroba, peralihan dari musim hujan ke kemarau. Kepala Desa Dabulon Anuar Sadat mengingatkan warga waspada cuaca ekstrem, penyakit, dan ancaman kekeringan. Bagaimana masyarakat menyikapi perubahan musim ini?
Latar Belakang Pergantian Musim
Setelah berbulan-bulan diguyur hujan lebat, langit Desa Dabulon mulai menunjukkan perubahan. Awan gelap yang biasanya menggantung rendah perlahan menghilang, digantikan terik matahari yang kian menyengat. Inilah tanda-tanda peralihan musim dari penghujan ke kemarau, sebuah fase yang dikenal sebagai musim pancaroba.
Di balik keindahan alam yang mulai kering, tersimpan sejumlah tantangan. Cuaca tidak menentu, risiko penyakit, dan ancaman kekeringan menjadi perhatian utama warga. Kepala Desa Dabulon, Anuar Sadat, pun mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi dampak pergantian musim ini.
Cuaca Ekstrem dan Dampaknya
Menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pancaroba di Desa Dabulon ditandai dengan fluktuasi cuaca yang sulit diprediksi. Pagi hari bisa diawali dengan panas terik, tetapi siang atau sore berubah mendadak menjadi hujan deras disertai angin kencang.
"Kami sudah mengimbau warga untuk waspada terhadap angin kencang yang bisa merobohkan pohon atau atap rumah," kata Anuar Sadat. Beberapa kali, warga melaporkan dahan besar tumbang di jalan desa, menghambat akses transportasi.
Ancaman Kesehatan di Tengah Perubahan Cuaca
Perubahan suhu yang drastis membuat tubuh rentan terserang penyakit. Puskesmas Mansalong mencatat peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), demam, dan diare. Selain itu, nyamuk Aedes aegypti masih aktif berkembang biak di genangan air sisa hujan, meningkatkan risiko demam berdarah dengue (DBD).
"Kami menggalakkan kerja bakti membersihkan selokan dan tempat penampungan air untuk mencegah sarang nyamuk," ujar Anuar. Warga juga diingatkan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan cukup minum air putih.
Kekhawatiran Petani Menghadapi Kemarau
Bagi petani di Desa Dabulon, pancaroba adalah masa kritis. Jika musim kemarau datang lebih awal, sawah dan ladang bisa kekurangan air. Beberapa petani sudah memanen lebih cepat untuk mengantisipasi kekeringan.
"Kami berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk memastikan irigasi lancar dan distribusi air merata," jelas Anuar. Meski demikian, kekhawatiran akan gagal panen tetap menghantui, terutama bagi petani yang mengandalkan tadah hujan.
Kesiapan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana
Pemerintah desa telah memangkas pohon-pohon tua yang berpotensi tumbang dan membersihkan saluran air untuk mencegah banjir bandang saat hujan tiba-tiba. "Kami juga menyiapkan posko siaga bencana jika terjadi keadaan darurat," tambah Anuar.
Tips Menghadapi Pancaroba dari Kepala Desa
- Pantau informasi cuacadari BMKG atau pihak desa.
- Jaga kebersihan lingkunganuntuk hindari penyakit.
- Siapkan cadangan air bersihjika kemarau panjang datang.
- Waspada angin kencangdan hindari beraktivitas di bawah pohon besar saat cuaca buruk.
Penutup
Musim pancaroba di Desa Dabulon bukan sekadar perubahan cuaca biasa. Ia menguji ketahanan warga dalam menghadapi ketidakpastian alam. Dengan persiapan matang dan kerja sama, masyarakat berharap bisa melewati masa transisi ini dengan minim kerugian.
"Kami mengajak semua warga untuk saling membantu dan waspada," pesan Anuar Sadat. "Alam memang tidak bisa dikendalikan, tetapi kita bisa mengurangi risikonya."
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...