Hari Ibu Dengan Tema" Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045"
Hari Ibu Dengan Tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045”
Peringatan Hari Ibu tahun 2024 mengusung tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045.” Tema ini tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari refleksi mendalam terhadap pentingnya peran perempuan dalam perjalanan bangsa.
Sejarah Hari Ibu di Indonesia bermula dari Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tahun 1928. Momen tersebut menjadi tonggak awal pengakuan peran perempuan dalam perjuangan kemerdekaan. Kini, Hari Ibu menjadi lebih dari sekadar penghormatan kepada ibu, tetapi juga pengingat akan pentingnya pemberdayaan perempuan di semua lini kehidupan.
Tema tahun ini menyoroti dua aspek utama: “Perempuan Menyapa” yang mencerminkan peran perempuan sebagai penjaga harmoni dan “Perempuan Berdaya” yang menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam menciptakan masa depan yang cerah. Semua ini bermuara pada visi besar Indonesia Emas 2045, yaitu mewujudkan bangsa yang maju, inklusif, dan berkeadilan pada peringatan 100 tahun kemerdekaan.
Pernyataan Anuar Sadat untuk Ibunya, “Ibu, engkaulah cahaya dalam setiap langkah hidupku. Dari tanganmu yang lemah lembut, aku belajar arti ketulusan. Dari peluh yang engkau curahkan, aku paham makna pengorbanan. Engkau adalah sosok yang tidak hanya membimbingku dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata yang penuh kasih.
Hari ini, aku berdiri di sini untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Terima kasih telah menjadi pelindung dalam gelap, pelipur di tengah duka, dan sumber kekuatan saat aku rapuh. Setiap pencapaian yang aku raih tidak lepas dari doa-doamu yang tulus, yang engkau panjatkan tanpa pernah lelah.
Ibu, aku berjanji untuk selalu membawa nilai-nilai yang engkau tanamkan dalam hidupku. Aku ingin menjadi anak yang mampu membuatmu bangga, seperti aku bangga menjadi anakmu. Selamat Hari Ibu, sosok yang tak tergantikan dalam hidupku. Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa, dan aku mencintaimu dengan sepenuh hati.”
Dalam kehidupan sehari-hari, perempuan menyapa dunia dengan kelembutan dan kasih sayang. Di Desa Dabulon, perempuan tidak hanya menjadi pilar keluarga tetapi juga penggerak utama kegiatan sosial dan budaya. Mereka aktif dalam berbagai program pemberdayaan, seperti pelatihan keterampilan, kegiatan ekonomi kreatif, hingga pengelolaan lingkungan.
Sapaan perempuan tidak hanya berhenti di lingkup keluarga. Di masyarakat, mereka menjadi penghubung yang menyatukan perbedaan dan menciptakan harmoni. Dengan peran seperti ini, perempuan tak hanya menjaga keseimbangan tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan.
Keberdayaan perempuan adalah salah satu kunci menuju keberhasilan bangsa. Di era modern, perempuan memiliki akses yang lebih luas untuk berkembang, baik dalam pendidikan, ekonomi, maupun politik. Di Desa Dabulon, perempuan telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi pemimpin dan inovator di berbagai bidang.
Anuar Sadat, selaku Kepala Desa Dabulon dalam Pernyatannya, menegaskan pentingnya mendukung perempuan agar terus berdaya. “Saya melihat langsung bagaimana perempuan di desa ini memberikan kontribusi nyata. Mereka adalah penggerak utama dalam mewujudkan desa yang mandiri dan sejahtera. Kita semua harus terus mendukung mereka,” ucapnya penuh semangat.
Tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045” memiliki filosofi yang mendalam:
- Perempuan Menyapa; Menggambarkan perempuan sebagai penjaga harmoni, pembawa kedamaian, dan penyambung kasih dalam keluarga dan masyarakat. Filosofinya adalah bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk menyapa dunia dengan cinta dan menciptakan hubungan yang bermakna.
- Perempuan Berdaya; Menegaskan bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Filosofi ini mencerminkan pentingnya kesetaraan dan pemberdayaan, di mana perempuan diberi ruang untuk berkembang dan berkontribusi di berbagai sektor.
- Menuju Indonesia Emas 2045; Mewakili visi besar bangsa, di mana perempuan berperan aktif dalam membangun masa depan yang lebih baik. Filosofinya adalah bahwa kemajuan bangsa tidak akan tercapai tanpa peran perempuan yang kuat dan berdaya.
Peringatan Hari Ibu tahun ini adalah momen yang penuh makna. Dengan latar belakang tema yang kuat, tidak hanya menjadi penghormatan kepada ibu tetapi juga refleksi atas pentingnya perempuan sebagai pilar keluarga dan masyarakat.
Anuar Sadat menutup Pernyataannya dengan kalimat yang penuh cinta, “Ibu adalah cerminan keindahan hidup. Mari kita terus menghormati, mendukung, dan memberdayakan perempuan di sekitar kita, karena mereka adalah penjaga masa depan kita semua.”
Hari ini, menjadi saksi akan kekuatan cinta dan harapan. Dengan perempuan sebagai tiang kehidupan, Indonesia Emas 2045 bukan lagi sekadar mimpi, tetapi sebuah visi yang semakin mendekati kenyataan.
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...