Village Head Benchmarking Batch 4 ; Wujudkan Kewirausahaan dan Pengentasan Kemiskinan
Pelaksanaan Village Head Benchmarking Batch 4 pada hari kedua berfokus pada Kewirausahaan dan Pengetasan Kemiskinan. Acara ini dihadiri oleh para Kepala Desa dari berbagai wilayah termasuk dari Desa Dabulon Anuar Sadat, yang berkesempatan untuk belajar langsung dari ahli dan praktisi di bidang pemberdayaan ekonomi pedesaanVillage Head Benchmarking Batch 4 ; Wujudkan Kewirausahaan dan Pengentasan Kemiskinan. Pada sesi pertama nara sumber dari Ministry of Agriculture and Rural Affairs ( MARA ) memberikan pemaparan mengenai peran kewirauasahaan dalam pendukung pembangunan pedesaan dan upaya pengentasan kemiskinan. Kewirausahaan di pedesaan memiliki peran sentral dalam menciptakan peluang kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperkuat ekonomi lokal.
Kewirausahaan didefinisikan sebagai proses inovasi yang melibatkan resiko untuk menciptakan nilai ekonomi dan sosial. Dalam konteks pembangunan Desa, kewirausahaan tidak hanya berfokus pada penciptaan keuntungan, tetapi juga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Sementara itu, pengentasan kemiskinan adalah serangkaian langkah dan kebijakan yang dirancang untuk mengurangi angka kemiskinan dengan meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap sumber daya, pendidikan dan layanan kesehatan. Pengentasan kemiskinan di pedesaan seringkali melibatkan pengembangan infrastruktur, pendidikan keterampilan serta penguatan ekonomi lokal melalui program-program kewirausahaan.
Tujuan dan manfaat kewirausahaan dalam pembangunan pedesaan antara lain:
Penciptaan Lapangan Kerja; Dengan cara mempromosikan kewirausahaan di Desa, peluang kerja lokal dapat diciptakan, sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan mendorong anak muda untuk tetap tinggal di Desa.
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat; Usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) di desa dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya memperkuat ekonomi lokal.
Pemberdayaan Masyarakat; Kewirausahaan memberikan masyarakat desa kemandirian ekonomi serta keterampilan untuk mengelola usaha mereka sendiri.
Pengurangan Ketergantungan; Dengan uasaha-usaha local, desa tidal lagi terlalu bergantung pada sumber daya luar, sehingga ketahanan ekonomi masyarakat meningkat.
Pada hari kedua ini, para peserta bjuga berkempatan melakukan kunjungan lapangan ke sentra pasar Tradisional Xinfadi, sebuah pusat agriculture terbesar di Beijing. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan wawasan praktis kepada para Kepala Desa tentang bagaimana sebuah pasar dapat diorganisir dengan baik sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui rantai pasok produk pertanian. Di pasar Xinfadi, para peserta benchmarking batch 4 mempelajari bagaimana sistem distribusi dan pemasaran produk-produk agriculture dapat dijalankan secara efektif dan efisien serta bagaimana pasar tersebut mampu menyerap produk dari wilayah pedesaan dan mendistribusikannya ke berbagai daerah atau kota. Pasar ini berperan sebagai penghubung antara produsen dengan konsumen di perkotaan, sehingga memastikan keberlanjutan ekonomi desa.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Dabulon Anuar Sadat yang mewakili Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, menyimak dengan seksama, terhadap materi yang disampaikan oleh nara sumber dari Ministry of Agriculture and Rural Affairs ( MARA ). Dari paparan tersebut tentunya di sampaing untuk menambah wawasan juga dapat di cermati terkait kultul budaya dan karakteristik yang mungkin dapat diterapkan berdasarkan sumber daya yang dimiliki serta daya dukung anggaran untuk mewujudkan kewirausahaan di Desa Dabulon.
Dari hasil pengamatan dilapangan terutama pada Sentara pasar tradisioanal di Xinfadi, ternyata sangat berbeda dalam pemahaman tradisional yang telah dikelola dengan system modern. Hal ini sangat menarik untuk di tiru dalam sistem pengelolaan pasar tradisional menjadi pusat distribusi di seluruh negera Tiongkok. Dengan kata lain pengelolaan manajemen dari hulu ke hilir dapat berjalan dengan baik serta hubungan antara produsen, pengelola dan konsumen dapat bersinergi dan berkelanjutan.
Disamping kunjungan di setra pasar tradisional para peserta studi tiru juga berkesempataan untuk mengunjungi Masjid Dongsinandajie di Distrik Dongcheng. Masjid ini di bangun dengan tetap mempertahankan arsitektur budaya lokal yang merupakan kearifan masyarakat Tiongkok. Hal ini mengingatkan akan sejarah perkembangan Islam di Indonesia terutama pada masjid tempo dulu seperti pada Masjid Menara Kudus yang menjadi Ikonik Kota Kudus. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah , tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan ekonomi yang memberikan kontribusi dalam pengetasan kemiskinan melalui solidaritas dan dukungan antar anggota komunitas. Kunjungan ini juga bertujuan untuk mempelajari peran sosial dan ekonomi yang dimainkan oleh komunitas religius dalam pembangunan ekonomi dan soaial masyarakat.
Dari kunjungan tersebut dapat memberikan wawasan praktis tentang bagaimana pengelolaan rantai pasok agrikultur dapat diterapkan di desa serta menyoroti pentingnya peran komunitas dalam membangun kesejahteraan sosial dan ekonomi. Dengan pengetahuan yang didapat para Kepala Desa khususnya Kepala Desa Dabulon dapat mengimplementasikan konsep kewirausahaan di desa Dabulon untuk mewujudkan Desa yang lebih maju, mandiri dan sejahtera serta terbebas darik emiskinan.
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...