Legenda Roro Jonggrang
Di suatu kerajaan besar bernama Prambanan, hiduplah seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Ia adalah putri dari Raja Boko, penguasa yang kuat namun angkuh. Di seberang kerajaannya, terdapat kerajaan Pengging yang diperintah oleh Raja Prabu Damar Moyo dan putranya, Raden Bandung Bondowoso, seorang pangeran gagah perkasa yang memiliki ilmu sakti mandraguna.
Pada suatu hari, pasukan Pengging menyerbu Prambanan dan mengalahkan pasukan Raja Boko. Raja Boko tewas dalam pertempuran, dan kerajaan Prambanan jatuh ke tangan Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso: "Akhirnya, Prambanan jatuh ke tanganku. Namun, aku mendengar bahwa putri Raja Boko sangat cantik. Aku ingin melihatnya sendiri."
Bandung Bondowoso masuk ke istana dan menemukan Roro Jonggrang yang tengah bersedih di kamarnya.
Bandung Bondowoso: "Putri Roro Jonggrang, aku ingin menikahimu. Dengan begitu, kau akan tetap menjadi ratu di negerimu dan kerajaan ini akan makmur di bawah pemerintahanku."
Roro Jonggrang: (menatap tajam) "Kau telah membunuh ayahku dan menghancurkan kerajaanku. Bagaimana mungkin aku menikah dengan pembunuh keluargaku?"
Bandung Bondowoso: "Aku mengerti kebencianmu, tapi aku mencintaimu. Jika kau menolakku, kau dan rakyatmu akan menderita."
Roro Jonggrang berpikir keras. Ia tahu Bandung Bondowoso sangat sakti dan tak mungkin dikalahkan dengan kekuatan biasa. Maka, ia pun mendapatkan sebuah rencana licik.
Roro Jonggrang: "Baiklah, aku bersedia menikah denganmu. Tapi aku memiliki satu syarat."
Bandung Bondowoso: "Apa syarat itu? Katakan, aku akan mengabulkannya."
Roro Jonggrang: "Aku ingin kau membangun seribu candi dalam satu malam sebelum fajar menyingsing. Jika kau berhasil, aku akan menjadi istrimu."
Bandung Bondowoso tersenyum percaya diri.
Bandung Bondowoso: "Seribu candi dalam satu malam? Itu bukan masalah bagiku. Aku menerima tantanganmu!"
Ketika malam tiba, Bandung Bondowoso menggunakan kesaktiannya untuk memanggil jin-jin dari dunia gaib.
Bandung Bondowoso: "Wahai para jin, aku memerintahkan kalian untuk membangun seribu candi sebelum fajar tiba! Jangan sampai gagal!"
Ratusan jin segera bekerja membangun candi dengan kecepatan luar biasa. Satu demi satu, candi mulai berdiri megah. Roro Jonggrang yang mengintai dari kejauhan mulai cemas.
Roro Jonggrang: "Jika ini terus berlanjut, aku pasti akan kalah! Aku harus menghentikan mereka!"
Ia segera membangunkan para dayang dan rakyat desa.
Roro Jonggrang: "Cepat! Kumpulkan jerami dan bakar! Pukul lesung dan gong! Kita buat suasana seolah-olah fajar telah tiba!"
Para wanita segera menyalakan api, membuat langit tampak merah seperti matahari terbit. Mereka juga memukul lesung dan gong dengan keras. Para jin yang mendengar suara itu menjadi panik.
Jin 1: "Celaka! Fajar sudah tiba! Kita harus pergi sebelum matahari terbit!"
Jin 2: "Tapi kita hampir selesai! Tinggal satu candi lagi!"
Namun, karena takut terkena sinar matahari, para jin melarikan diri dan meninggalkan pekerjaan mereka. Bandung Bondowoso yang menyadari siasat licik ini menjadi sangat marah.
Bandung Bondowoso: "Roro Jonggrang! Kau telah menipuku!"
Roro Jonggrang: (tersenyum sinis) "Itu bukan salahku. Kau yang tidak bisa menyelesaikan tugasmu tepat waktu."
Karena murka, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu.
Bandung Bondowoso: "Karena kelicikanmu, kau akan menjadi pelengkap candi terakhir!"
Seketika, tubuh Roro Jonggrang berubah menjadi batu. Hingga kini, arca batu itu masih ada di kompleks Candi Prambanan, yang dikenal sebagai Candi Roro Jonggrang.
Demikianlah legenda Roro Jonggrang, kisah tentang kecantikan, kepintaran, dan hukuman atas kelicikan.
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...