Pola Pikir Strategis dalam Menata Sistem Pemerintahan Desa Dabulon
Oleh: Kontributor Sriwidadi
Desa Dabulon di bawah kepemimpinan Anuar Sadat mengalami transformasi yang tidak hanya kasat mata, namun juga terasa mendalam dalam sistem pemerintahan yang dibangun. Di tengah tantangan geografis, keterbatasan infrastruktur, dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, Kepala Desa Anuar Sadat menegaskan satu hal penting: perubahan dimulai dari pola pikir, Selasa ( 22/04/2025 ).
Saat dikomfirmasi melelui Whatsaap kini lingkungan kantor desa yang kini jauh lebih tertata dan aktif dalam pelayanan, Anuar Sadat mengungkapkan bahwa membangun desa bukan sekadar membagi anggaran atau menjalankan program. "Yang paling utama adalah mengubah pola pikir aparatur desa dan masyarakat. Kalau kita ingin sistem yang rapi, kita harus mulai dengan pikiran yang sistematis," ujarnya.
Langkah awalnya adalah membangun budaya kerja yang terencana dan akuntabel. Aparatur desa tak lagi hanya menjadi pelaksana administratif, melainkan juga agen perubahan yang berpikir jangka panjang. Ia memperkenalkan konsep thinking beyond routine, berpikir di luar kebiasaan, merancang strategi bukan hanya untuk tahun ini, tapi untuk masa depan desa lima sampai sepuluh tahun ke depan.
Dalam menata sistem pemerintahan, Anuar Sadat tidak serta merta menyalin kebijakan desa lain. Ia mendorong pemanfaatan data sebagai dasar perencanaan. Dengan mengaktifkan Sistem Informasi Desa (SID) dan melibatkan warga dalam musyawarah berbasis bukti, setiap keputusan pembangunan lahir dari kebutuhan riil, bukan asumsi.
“Pembangunan jalan lingkungan, pengembangan potensi rattan, hingga pemetaan wilayah rawan konflik social, semuanya kami susun dengan basis data lapangan. Ini penting agar tidak ada lagi istilah 'asal jalan' dalam membangun desa,” jelasnya.
Tidak banyak desa yang mampu memanfaatkan teknologi secara progresif, namun Dabulon menempatkannya sebagai tulang punggung reformasi pemerintahan. Website desa yang terus aktif diperbarui, penggunaan WhatsApp community sebagai kanal interaksi warga, hingga pelatihan aparat desa dalam pengelolaan aplikasi SIPADES 3.0 menjadi bukti keseriusan Anuar Sadat dalam menghadirkan pemerintahan yang adaptif.
“Pemerintah desa harus hadir di mana masyarakat aktif. Kalau warga sudah pegang ponsel, maka pelayanan desa juga harus menyentuh layar mereka,” tuturnya sambil menunjukkan dashboard pengunjung website desa.
Strategi Anuar Sadat tidak berhenti pada aspek teknis. Ia menerapkan pola inclusive leadership, kepemimpinan yang melibatkan semua unsur dalam proses pemerintahan. Dari tokoh adat hingga pemuda desa, dari Babinsa hingga kelompok tani, semuanya memiliki ruang kontribusi dalam perencanaan dan evaluasi program.
“Kalau saya kerja sendiri, hasilnya kecil. Tapi kalau kita kerja bersama, hasilnya meluas. Pemerintahan itu tentang sinergi,” katanya.
Pola pikir strategis yang ditanamkan Anuar Sadat tidak hadir dalam semalam. Ia membangun sistem sambil belajar, merefleksi, dan berani mengambil keputusan berani. Dalam kepemimpinannya, pemerintahan desa bukan sekadar tempat kerja, tapi ruang belajar bersama tentang tata kelola yang baik.
Desa Dabulon hari ini bukanlah desa yang sempurna, namun jelas sedang bergerak dengan arah yang pasti. Di balik setiap program dan laporan kegiatan, ada pola pikir strategis yang mendasarinya, bahwa perubahan dimulai dari niat, ditumbuhkan oleh strategi, dan diwujudkan melalui sinergi.
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...