Tips Membangun Sinergi antara BPD dan Pemerintah Desa
Oleh Kontributor Sriwidadi
Dalam dinamika tata kelola pemerintahan desa, relasi antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa sering kali menjadi penentu keberhasilan pembangunan. Tanpa hubungan yang harmonis, program-program desa kerap tersendat atau bahkan menuai konflik. Di Desa Dabulon, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, sinergi antara BPD dan Pemerintah Desa justru menjadi modal utama dalam mewujudkan pemerintahan yang transparan, partisipatif, dan berpihak pada masyarakat.
Kepala Desa Dabulon, Anuar Sadat, menekankan pentingnya memandang BPD sebagai mitra kerja, bukan sebagai pengawas yang harus dihindari.
"BPD adalah mitra strategis pemerintah desa. Kalau pemerintah desa dan BPD bisa duduk bersama, semua persoalan akan lebih mudah diselesaikan. Kita tidak saling curiga, tapi saling dukung demi kemajuan desa," ujar Anuar Sadat saat di hubungi via whatsapp malam ini.
Berikut beberapa tips membangun sinergi antara BPD dan Pemerintah Desa yang telah diterapkan di Desa Dabulon dan bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain:
1. Komunikasi Rutin dan Terbuka
Pemerintah Desa Dabulon bersama BPD menjadwalkan pertemuan rutin, baik formal dalam bentuk musyawarah desa, maupun informal seperti diskusi santai di balai desa maupun di kantor desa. Komunikasi terbuka mencegah salah paham dan memperkuat rasa saling percaya.
2. Libatkan BPD Sejak Perencanaan
Setiap kegiatan atau program desa tidak langsung dieksekusi begitu saja. BPD dilibatkan sejak tahap perencanaan, mulai dari penjaringan aspirasi masyarakat hingga musyawarah dusun dan musyawarah desa.
"Kalau BPD dilibatkan sejak awal, mereka juga merasa ikut memiliki program. Jadi tidak ada lagi cerita BPD hanya menandatangani tanpa tahu isi," jelas Anuar.
3. Transparansi dalam Pengelolaan Keuangan
Salah satu titik rawan konflik adalah soal dana desa. Di Desa Dabulon, semua data keuangan dan pelaksanaan kegiatan disampaikan secara terbuka kepada BPD. Bahkan, dokumentasi kegiatan juga rutin dibagikan untuk keperluan evaluasi bersama.
4. Pendekatan Kultural dan Kekeluargaan
Di luar urusan formal, pendekatan kekeluargaan juga dibangun. Anuar Sadat menyampaikan bahwa kedekatan emosional antarperangkat desa dan BPD menjadi jembatan ketika ada perbedaan pandangan. "Kami sering makan atau ngopi bersama, gotong royong bareng, itu membangun kedekatan yang tidak bisa digantikan rapat," ujarnya.
5. Peningkatan Kapasitas Bersama
Pemerintah Desa dan BPD kerap mengikuti pelatihan bersama, baik yang diadakan oleh kecamatan maupun oleh lembaga pendamping. Tujuannya agar keduanya sama-sama memahami regulasi, hak, dan kewajiban masing-masing.
Sinergi bukan sesuatu yang instan. Butuh komitmen, waktu, dan kesediaan untuk saling belajar serta menghargai peran masing-masing. Desa Dabulon, Kecamatan Lumbis, membuktikan bahwa kerja sama yang sehat antara BPD dan Pemerintah Desa bukan hanya mungkin, tapi juga mampu mendorong pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kalau kita bekerja sama, semua urusan jadi ringan. Yang penting komunikasi jangan pernah putus, dan niat kita harus sama: demi kemajuan Dabulon," pungkas Anuar Sadat.
Edy S
02 Oktober 2024 23:28:21
Selamat & sukses Pak Anuar Sadat dlm menjalankan tugas tuk desanya...