H-1 Pilkada di Desa Dabulon

Dabulon, Selasa 26 November 2024 – Malam H-1 sebelum pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menjadi momen yang penuh dengan aktivitas dan tanggung jawab besar, terutama bagi penyelenggara di tingkat desa. Panitia Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Pengawas Kelurahan/Desa (PKD), Linmas, dan aparat keamanan memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan seluruh tahapan berjalan lancar dan aman. Selain memastikan kesiapan logistik dan teknis, penjagaan kotak suara menjadi fokus utama pada malam H-1, sebagai simbol tanggung jawab dan kepercayaan terhadap integritas proses demokrasi.

Secara filosofis, H-1 dapat diibaratkan seperti pelita yang menerangi perjalanan menuju masa depan. Dalam konteks Pilkada, H-1 merepresentasikan keseriusan komitmen dan kesiapan semua pihak untuk mengawal suara rakyat, yang merupakan fondasi utama demokrasi. Filosofi ini mencakup beberapa nilai penting:

1. Kesiapan Mental dan Spiritual; H-1 adalah momen bagi penyelenggara dan masyarakat untuk mempersiapkan diri, bukan hanya secara teknis, tetapi juga secara mental dan spiritual. Semua pihak diharapkan memusatkan perhatian pada tujuan utama Pilkada, yaitu memilih pemimpin yang mampu membawa kesejahteraan dan keadilan.
2. Simbol Tanggung Jawab Kolektif; Dalam konteks Desa Dabulon, H-1 mencerminkan tanggung jawab kolektif antara PPS, KPPS, PKD, Linmas, aparat keamanan, dan masyarakat. Ini adalah wujud kerja sama yang harmonis demi keberhasilan Pilkada. Setiap individu memiliki peran yang saling melengkapi, seperti roda-roda yang menggerakkan sebuah mesin besar.
3. Pilar Transparansi dan Kepercayaan; Pada malam sebelum pemungutan suara, pengamanan dan pengawasan logistik Pilkada menjadi simbol transparansi dan kepercayaan. Masyarakat Desa Dabulon mengandalkan penyelenggara untuk menjaga setiap suara agar tidak ternodai oleh kecurangan.
4. Momentum Harapan; H-1 adalah malam penuh harapan, di mana masyarakat dan penyelenggara sama-sama memimpikan Pilkada yang damai dan sukses. Ini adalah momen di mana harapan akan hadirnya pemimpin yang bijak dan visioner mulai tumbuh.

Kotak suara merupakan elemen utama dalam Pilkada, karena di sanalah suara rakyat disimpan dan dilindungi. Pada malam H-1, penjagaan kotak suara di Desa Dabulon dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh KPPS, Linmas, dan aparat keamanan. Makna dan fungsi penjagaan kotak suara pada H-1 mencakup beberapa hal berikut:

1. Simbol Integritas Proses Demokrasi: Penjagaan kotak suara mencerminkan kesungguhan penyelenggara dalam menjaga amanat rakyat. Kotak suara yang tersegel dengan baik menjadi bukti bahwa suara masyarakat dihormati dan dilindungi dari upaya kecurangan.
2. Pencegahan Pelanggaran:Dengan pengawasan ketat, risiko sabotase, pencurian, atau manipulasi isi kotak suara dapat dicegah. Linmas dan aparat keamanan bekerja sepanjang malam untuk memastikan keamanan TPS dan logistik pemilu.
3. Kepercayaan Publik terhadap Penyelenggara: Penjagaan kotak suara memberikan rasa tenang kepada masyarakat, menunjukkan bahwa hak suara mereka dijaga dengan baik hingga pencoblosan dilakukan.
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Seluruh proses penjagaan dilakukan secara terbuka, diawasi oleh PKD, dan dilaporkan secara berkala kepada Panitia Pengawas Pemilu di tingkat kecamatan.

Peran dan Tugas Penyelenggara pada H-1

1. PPS (Panitia Pemungutan Suara): Bertanggung jawab atas distribusi logistik ke TPS, memastikan kotak suara dalam kondisi baik dan tersegel, serta berkoordinasi dengan KPPS untuk kelancaran pelaksanaan di lapangan.
2. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara): Menyambut kotak suara di TPS dan memastikan tempat pemungutan suara sudah siap. Sepanjang malam, KPPS bersama Linmas menjaga kotak suara dengan ketat, memastikan segel tetap utuh hingga pagi.
3. PKD (Pengawas Kelurahan/Desa): Mengawasi proses distribusi logistik dan penjagaan kotak suara, memastikan tidak ada pelanggaran atau kecurangan yang terjadi.
4. Linmas (Perlindungan Masyarakat):Berperan sebagai pengaman di TPS, memastikan kotak suara dan lingkungan TPS tetap kondusif. Mereka juga bertugas membantu KPPS dalam mengatur lokasi TPS.
5. Aparat Keamanan: Babinsa dan Bhabinkamtibmas melakukan patroli rutin untuk menjaga stabilitas dan mencegah potensi konflik atau gangguan keamanan. Mereka juga mengawal logistik yang disimpan di TPS.

Pada malam H-1, Posko Pilkada di Desa Dabulon menjadi pusat koordinasi penyelenggara. PPS, KPPS, PKD, Linmas, dan aparat keamanan saling berkomunikasi untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana. Laporan dari setiap TPS diterima dan ditindaklanjuti jika ada kendala.

Kepala Desa Dabulon, Anuar Sadat, menyatakan bahwa H-1 adalah malam yang menuntut kerja sama erat dan kesungguhan. “Penjagaan kotak suara adalah inti dari proses demokrasi. Kami semua bertanggung jawab menjaga amanat masyarakat hingga waktunya mereka menggunakan hak pilih.”

Filosofi Penjagaan Kotak Suara

Dalam konteks demokrasi, kotak suara adalah pusat dari kepercayaan dan kedaulatan rakyat. Penjagaan kotak suara pada malam H-1 tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga filosofis, yaitu menjaga martabat demokrasi. Filosofi ini mencakup:

1. Mengawal Hak Suara: Menjaga agar setiap suara yang dimasukkan ke dalam kotak menjadi bagian dari proses yang sah dan terhormat.
2. Menjamin Kejujuran: Penjagaan yang ketat adalah bentuk pengamanan terhadap nilai kejujuran dalam pemilihan.
3. Melindungi Masa Depan Bangsa: Dalam setiap suara terdapat harapan besar untuk masa depan, sehingga penjagaan kotak suara berarti melindungi cita-cita rakyat.

Kesimpulan

H-1 Pilkada di Desa Dabulon adalah malam penuh kesibukan, makna, dan tanggung jawab. Dengan sinergi antara PPS, KPPS, PKD, Linmas, dan aparat keamanan, proses persiapan berjalan dengan baik, dan kotak suara dijaga dengan penuh integritas.

Malam H-1 menjadi simbol dedikasi semua pihak untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi. Penjagaan kotak suara tidak hanya soal keamanan fisik, tetapi juga menjaga amanat rakyat. Dengan kerja sama yang solid, Pilkada di Desa Dabulon diharapkan berlangsung lancar, aman, dan mencerminkan proses demokrasi yang jurdil dan akuntabel.